Monday, January 11, 2010

Memanfaatkan Potensi Wilayah Akreditasi di Semenanjung Malaysia Utara Bagi Kepentingan Nasional RI

I. GAMBARAN UMUM

Ekonomi Malaysia berkembang secara menakjubkan dan mengalami peningkatan secara konsisten dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan di atas 6 pct per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil ini memberikan peluang ekonomi dan sumber tenaga kerja baru yang menjadi daya tarik bagi negara-negara tetangga di kawasan termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika jumlah tenaga kerja asing di Malaysia semakin meningkat jumlahnya. Northern Corridor Economic Regions ( NCER ) yang meliputi kawasan Perak Bagian Utara, Penang, Kedah dan Perlis dilucurkan pada akhir 2007 yang dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di Semenanjung Malaysia Bagian Utara secara lebih baik. Program pembangunan ini telah ikut ambil bagian dalam menyumbangkan peningkatan jumlah tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia yang datang dan mencari pekerjaan di kawasan tersebut.

Faktor kedekatan geografis Indonesia - Malaysia, khususnya wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, dan Propinsi Sumatera Barat dengan wilayah akreditasi Konsulat Jenderal RI Penang yang meliputi Penang, Kedah dan Perlis ), telah menjadi daya tarik bagi para usahawan dan investor dari kedua kawasan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi – perdagangan dan investasi. Kawasan Sumatera dan Semenanjung Malaysia Bagian Utara telah menjadi tumpuan pengembangan kerjasama IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle). Potensi kerjasama IMT-GT ini kedepan dirasa sangat menjanjikan. Intensitas kegiatan ekonomi-perdagangan seperti pameran, business forum dan kontak bisnis dilaksanakan secara intens baik di kota-kota di Sumatera, Malaysia Bagian Utara maupun di Thailand Selatan.

Pada IMT-GT Bussiness Forum yang dilaksanakan tanggal 26 s/d 28 November 2007 di Pulau Samosir, KJRI Penang telah mendatangkan sejumlah pengusaha dan para intelektual dari Penang dan sekitarnya untuk ikut hadir, berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan interaksi bisnis antar pangusaha IMT-GT. Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat, KJRI Penang juga telah berhasil mendatangkan para pengusaha kecil dan menengah dari kedua propinsi tersebut untuk aktif berpartisipasi dan melakukan interaksi dagang pada IMT-GT SME Conference and Expo 2007 di Penang bulan Desember 2007.

____________________________
*) Makalah Konsul Jenderal RI di Penang,dibuat untuk memberikan gambaran terkini
mengenai potensi di wilayah akreditasi KJRI Penang.

Saat ini sedang berlangsung kegiatan Pameran yang melibatkan para pengusaha IMT-GT bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke 37 tanggal 19 Maret s/d 15 April 2008 di Medan. KJRI Penang bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri Sumateran Utara dan Kadin Melayu Malaysia di Penang berhasil mempertemukan sejumlah pengusaha dari Penang dengan para pengusaha dari Sumatera Utara pada acara “ Bussiness Matching “di Kantor Gubernur Sumatera Utara tanggal 20 Maret 2007. Bidang usaha yang diminati pada temu usaha tersebut antara lain produk-produk peternakan seperti kambing dan sapi, produk perikanan khususnya ikan air tawar, sarang burung, produk sayur mayur dan buah-buahan, produksi perkebunan kopi, coklat dan teh. Antara Kadin Sumatera Utara dengan Kadin Melayu Pulau Pinang selama ini memang telah terjalin kerjasama ekonomi-perdagangan yang cukup baik yang dilembagakan melalui MoU, yang memungkinkan kedua belah pihak dapat melakukan perluasan pemasaran produk-produk pertanian dari kawasan masing-masing.

II. POTENSI EKONOMI DI WILAYAH AKREDITASI KJRI PENANG

Wilayah akreditasi KJRI Penang meliputi Penang, Kedah dan Perlis.Ketiga negara bagian di Semenanjung Malaysia Bagian Utara ini masing-masing memiliki potensi yang berbeda baik dari segi tingkat pembangunan ekonomi maupun kondisi sosial budaya. Penang yang berpenduduk kurang lebih 1, 5 juta jiwa merupakan negara bagian yang tergolong tinggi tingkat kesejahteraanya dan mengalami pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional di Malaysia. Sementara Kedah dengan jumlah penduduk 1,8 juta jiwa dan Perlis 215.000 jiwa dapat dikatakan belum mencapai taraf kesejahteraan sebagaimana capaian kemajuan pembangunan di Penang. Namun, patut dicatat bahwa perkembangan akhir-akhir ini di kedua wilayah tersebut menunjukkan kemajuan pembangunan ekonomi yang cukup signifikan, terutama di Kedah khususnya setelah dicanangkan program NCER. Dalam hal komposisi penduduk, nampak bahwa jumlah etnis Cina lebih dominan di Penang (43,4%) dibandingkan dengan Perlis dan Kedah yang mayoritas penduduknya adalah etnis Melayu (etnis Cina di Kedah 7% dan Perlis 16%).

Mencermati data tersebut di atas dan mencermati pengalaman sejarah serta letak geografis masing-masing negara bagian, maka ketiga wilayah ini memiliki corak kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya yang berbeda. Penang mengalami pengalaman sejarah yang khas dimana pernah menjadi pusat perdagangan Selat Malaka ketika dikuasai Inggris pada tahun 1786. Dengan kedudukan ini, maka Penang yang semula merupakan pulau yang kurang dikenal kemudian berkembang menjadi suatu kawasan yang terbuka dan maju, sehinga menarik minat para pendatang asing (imigran), baik dari daratan Cina, India, Euroasia maupun Indonesia untuk menetap atau berniaga di Penang. Sementara negara bagian Kedah dan Perlis mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda. Sebagai kerajaan kecil, kedua negara bagian yang berbatasan langsung dengan Thailand, ketika itu, senantiasa berusaha menjaga eksistensi kerajaan baik dari ancaman kolonialisme (Inggris) maupun ancaman dari Kerajaan Thailand, Kerajaan Samudera Pasai (Aceh) dan kerajaan besar lainnya di wilayah selatan Malaysia.

Dalam perkembangannya, faktor kedekatan geografis dan kemajuan pembangunan di Semenanjung Malaysia Bagian Utara, kemudian menjadi daya tarik bukan saja bagi para investor, tetapi juga para pencari kerja. Bagi Indonesia, kawasan ini menjadi penting karena merupakan tempat Tenaga Kerja Indonesia mengadu nasib untuk bekerja di berbagai bidang, utamanya di pabrik-pabrik, perkebunan, konstruksi/bangunan dan sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT). Selain itu, kawasan ini juga menjadi tumpuan pengembangan kerjasama IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle).


Potensi Wilayah Akreditasi Penang

Kemajuan ekonomi Penang dapat menjadikan kawasan ini sebagai hub bagi pelaksanaan NCER dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Semenanjung Malaysia Bagian Utara. ICT merupakan industri yang utama di Penang dan kemajuannya terus ditingkatkan melalui pengembangan precision engineering, automation equipment dan wireless. Pemerintah Penang berupaya untuk memajukan Multi-Media Super Corridor melalui pembangunan MSC-Penang Cyber City yang pertama ( PCC1 ). ICT di bidang kesehatan (medical devices) mulai dikembangkan. Industri baru yang sedang digalakkan adalah bio-teknologi, pharmaceutical dan neutroceitical. Oleh karena itu, kini sedang dirintis pembangunan Malaysian Institute for Pharmaceticals and Neutrocetical (MIPN) di Kampus Universiti Sains Malaysia (USM) Penang.

Penang telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu negara bagian yang termaju perkembangannya di seluruh Malaysia, nomor tiga setelah Johor dan Selangor. Bila sebelumnya Penang bergantung pendapatannya sebagai pelabuhan bebas, maka sejak tahun 1970-an orientasi pembangunan telah beralih ke pengembangan sektor industri yang berbasis teknologi tinggi dan informasi. Sejak 1972 Penang telah dikembangkan sebagai salah satu Zona Perdagangan Bebas/FIZ di Semenanjung Malaysia bagian Utara, dimana banyak dibangun kawasan-kawasan industri. Keberhasilan Penang telah memicu kawasan terdekat, yaitu Kedah dimana juga telah bermunculan kawasan industri baru. Sejak itu, sektor industri telah menjadi primadona pembangunan ekonomi Penang dimana pada waktu itu (1972) awalnya hanya terdapat 8 perusahaan Multi National Corporation (MNC) yang beroperasi di Zona Perdagangan Bebas/FIZ Penang dengan mempekerjakan tenaga-tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia. Mulai tahun 1990-an mulai berkembang Industri kecil dan sederhana di Pulau Pinang dengan menggunakan teknologi tinggi mengikuti proses industrialisasi. Sekarang ini terdapat tidak kurang dari 140 MNC beroperasi di Pulau Pinang dan MNC ini telah menjadi Partners in Progress bagi kemajuan Penang

Saat ini, Penang telah berkembang pesat menjadi kawasan industri yang berorientasi ekspor. Bagian Selatan dari Pulau merupakan daerah penghasil teknologi tinggi, yaitu di Bayan Lepas Free Industrial Zone, yang memproduksi produk-produk ternama berteknologi tinggi seperti, Dell, Intel, AMD, Motorolla,Osram, Bosch, dsb. Penang dikenal dengan Icon “Pearl of Orient” dan kini dikenal pula sebagai “Lembah Silicon”, Malaysia. Pada tahun 2005, Penang telah dianugerahi status sebagai kota “Multimedia Super Corridor Cyber”. Secara keseluruhan, situasi dan kondisi perekonomian Penang sepanjang tahun 2007 cukup menakjubkan. Dalam bidang investasi, negeri ini telah menikmati sejumlah RM. 16.76 bilyun dalam sektor manufaktur sepanjang tahun 2004-2007. GDP Penang meningkat secara signifikan dengan peningkatan rata-rata sebesar 6.6% sepanjang tahun 2001-2005, dan memiliki tingkat pengangguran hanya sebesar 1,8 %, salah satu yang terendah di seluruh Malaysia. Angka kemisikinan di Penang juga merupakan ketiga yang terendah di seluruh Malaysia, yaitu sebesar 0,3%.
Potensi Wilayah Akreditasi Kedah

Kedah terkenal dengan julukan “Jelapang Padi Malaysia” atau Lumbung padi Malaysia ( Rice Bowl ) dan saat ini pertumbuhan ekonominya berkembang dengan pesat sebagai akibat spill-over effect dari kemajuan ekonomi di Penang. Kedah memiliki luas daratan 9,452 km2 dan sebagain besar daratannya terdiri dari lahan pertanian dengan padi sebagai hasil pertanian utama, serta Pulau Langkawi di bagian timur laut Kedah daratan sebagai daerah wisata Kedah. Jumlah penduduk Kedah sekitar 1,71 juta jiwa dimana 93 % adalah etnis Melayu. Kedah tidak mengalami kendala yang berarti dalam masalah sosial dan budaya. Pembangunan sosial-ekonomi Kedah sejak 5 tahun terakhir ini menunjukan perkembangan yang cukup mengesankan. Dengan merujuk model pembangunan di Penang, Kedah yang dikenal sebagai “Lumbung Padi Malaysia” juga sedang berupaya mengembangkan sektor manufaktur dengan mengandalkan produk-produk elektronik, plastik, industri makanan dan peralatan transportasi. Meskipun demikian, hasil-hasil sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan masih menjadi tumpuan perolehan pendapatan daerah.

Pemerintah Kedah terus berupaya menggalang kehadiran investor asing dengan menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas. Sejalan dengan berkembangnya nilai investasi dalam 2 tahun terakhir ini meningkat secara tajam, dan selama tahun 2007 Kedah berhasil menarik investasi sebesar RM 13.9 Milyar. Penanam modal asing terbesar Kedah adalah Iran (RM 2,97 Milyar), diikuti dengan Jepang (RM.2,5 Milyar) dan Singapura (RM. 569,9 juta). Sedangkan investasi terbesar di Kedah berasal dari sumber-sumber domestik. Sektor lainnya yang menjadi sumber penerimaan negeri tersebut adalah sektor pariwisata yang mengandalkan destinasi Pulau Langkawi. Sebagaimanahalnya Penang, Kedah menawarkan paket wisata kesehatan dan tampaknya menunjukan perkembangan yang menjanjikan. Dalam waktu 2 tahun terakhir ini telah dibangun Rumah Sakit Besar Sultan Shah Alam dan Sultan Hamid sebagai rumah sakit yang supermodern di Kedah.

Kedah dengan program “Kedah Gemilang” berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki taraf hidup masyarakat Kedah. Beberapa program pembangunan strategis dicanangkan untuk mencapai status “Negeri Maju” pada tahun 2020. Kedah jsedang mempersiapkan diri untuk mengimplementasikan the Northern Corridor Economic Region (NCER) dalam rangka mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Kedah melaksanakan agenda pembangunan sosial ekonomi yang berasakan “Growth with Equity” dan mempersiapkan rakyatnya melalui pembangunan sumber daya manusia. Untuk itu Pemerintah Kedah menganggap penting pengembangan institusi pendidikan yaitu Universiti Utara Malaysia (UUM), Universiti Teknologi Mara, Universiti Islam Insaniah, Universiti Perubatan dan Kolej/Universiti Pertanian. Dalam hal ini UUM diberi peran cukup besar untuk berpartisipasi menyukseskan program “Kedah Maju 2020”.


Potensi Wilayah Akreditasi Perlis

Perlis merupakan salah satu negara bagian di Malaysia yang memiliki luas wilayah paling kecil, 810 Km persegi dengan jumlah penduduk kurang lebih 217.480 jiwa dan dikenal sebagai negeri “Indera Kayangan”. Secara umum dibandingkan dengan negara bagian lainnya di Semenanjung Malaysia, Perlis dapat dikatakan secara ekonomi agak tertinggal. Namun demikian, Perlis memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan dalam kerangka Projek Pembangunan Koridor Ekonomi Utara/NCER (Northern Corridor Economic Region).

Model pembangunan Perlis merujuk kepada keberhasilan pembangunan sosial-ekonomi Penang. Perlis berusaha mengembangkan sektor manufaktur, mengundang investor asing untuk menanamkan modalnya terutama di bidang pertanian dan industri makanan serta mengembangkan sektor pariwisata. Dalam upaya mendukung sektor-sektor tersebut, Pemerintah Perlis giat membangun sarana infrastruktur, antara lain perencanaan pembangunan “mega proyek” jembatan sepanjang 48 KM yang menghubungkan Perlis - Pulau Langkawi, dan apabila disetujui, mega proyek tersebut akan direalisasi pembangunannya pada tahun 2009. Mega proyek lainnya adalah pembangunan proyek saluran pipa gas bekerja sama dengan Thailand.

Selain itu, beberapa proyek telah dibangun antara lain :

a. Pembangunan Kota Perdana dengan luas area 8.684 Ha di daerah Bukit Kayu Hitam. Kota ini akan dibangun perumahan hunian dan hotel dilengkapi dengan pusat perdagangan, lembaga pendidikan, kompleks custom dan imigrasi, fasilitas umum dan transportasi

b. Pembangunan zona-zona industri di wilayah Gurun dengan luas area 376 Ha

c. Rencana pembangunan jalan-jalan untuk menghubungkan antar daerah yang satu dengan lainnya, ke pusat perdagangan dan industri. Rencana pembangunan jalan sekitar sepanjang 4.582 Km.

d. Pembangunan daerah-daerah wisata yang dapat menopang pembangunan Perlis secara keseluruhan. Dalam bidang pembangunan wisata jika dibandingkan dengan negara bagian lainya Perlis termasuk memiliki obyek wisata yang cukup menarik antara lain Perlis State Park, Gua Kelam recreational park, Gua Wang Burma, Wang Kelian Sunday Market, Kuala Perlis, Taman herba, padang Besar, Chupping Sugar cane Plantation, Snake and reptile, Tasik Timah Tasoh, Tasik Melati dan Royal Museum.

Pemerintah Perlis dengan programnya “Perlis Maju 2015” berupaya dalam mengejar ketertinggalan perekonomiannya diantara negeri-negeri lain di Malaysia. Berkenaan dengan wilayah akreditasi Perlis, dalam hal pembangunan Pemerintah kerajaan Negeri Perlis lebih menitik beratkan pada bidang pertanian. Perlis telah menjadi pemasok beras, sayur-sayuran dan buah-buahan sebanyak sekitar 65,3 % di seluruh wilayah Malaysia. Namun melihat potensi saat ini, maka untuk tahapan sekarang, nampak perhatian Pemerintah Perlis lebih bertumpu pada upaya untuk memantapkan sendi-sendi perekonomian yang mengandalkan sektor jasa, pertanian dan konstruksi. Transformasi proyek-proyek pertanian melalui insentif Wilayah Ekonomi Koridor Utara/NCER yang dimulai tahun 2007 telah dirasakan manfaatnya bagi sebagian besar penduduk Perlis khususnya para petani.

Melalui NCER juga telah dibangun Kawasan Industri Produksi Makanan Halal atau Zone Halal Ekslusif (ZHE) di kawasan seluas 400 hektar yang terletak di perbatasan Malaysia-Thailand. Pembangunan ZHE di Perlis ini diproyeksikan untuk mendukung ambisi Malaysia sebagai “hub” produk-produk makanan halal (halal food) di kawasan IMT-GT pada tingkat awalnya, dan kawasan Asia Tenggara pada sasaran berikutnya Di bidang pendidikan, Perlis juga memiliki pusat-pusat pendidikan tinggi yang mengeluarkan ribuan tenaga kerja mahir setiap tahunnya. Beberapa pusat pengkajian ternama antara lain : Universiti Malaysia Perlis (UMP), Universiti Teknologi Mara (UTM), Institute Kemahiran Mara (IKM), Institute Pengajian Tinggi Islam Perlis (IPTIP), Pusat Matrikulasi Perlis (PMP), Maktab Perguruan Perlis (MPP), Institute Latihan Perindustrian (ILP), Pusat Pengajian Bahasa Arab (PPBA), dan Kolej Kuminiti Perlis (KKP). Pemerintah Negeri Perlis telah menempatkan sektor pendidikan ini sebagai prioritas utama dalam upaya untuk menutupi gap kelangkaan SDM setempat. Disamping itu, pusat pendidikan Perlis juga diminati oleh para mahasiswa dari luar Perlis, mengingat bahwa Perlis adalah sebuah tempat yang sangat sesuai untuk belajar karena suasananya yang tenang dan nyaman, dengan biaya hidup yang relatif murah.

III PELUANG YANG DAPAT DIMANFAATKAN BAGI KEPENTINGAN RI

Peluang utama Indonesia di wilayah akreditasi Penang adalah bidang ketenagakerjaan, sektor formal dan skilled labour. Kecenderungan yang ada pada masa ini selain TKI formal, tidak sedikit tenaga profesional dari Indonesia yang dipekerjakan di Perkilangan (Pabrik IT), Pendidikan dan pelatihan guru-guru dari Indonesia di bidang Matematika, Sains dan Bahasa Inggris. Dalam bidang pendidikan, jumlah mahasasiswa Indonesia di Penang menunjukan kenaikan setiap tahunnya. Mengingat terbatasnya fakultas-fakultas kedokteran di Perguruan Tinggi di Malaysia , maka banyak mahasiswa Malaysia asal Penang, Kedanh dan Perlis yang menempuh studi kedokteran di Universitas Sumatera Utara. KJRI bekerjasama dengan Pemda Sumut dan USU berupaya untuk menyebar-luaskan peluang studi kedokteran di USU.

Dalam bidang pertanian, Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Negeri Perlis yang berambisi menjadi pusat studi pembenihan di Asia Tenggara. Ambisi Malaysia untuk memajukan industri pertanian di kawasan Semenanjung bagian utara ini akan menjadikan Thailand yang telah maju lebih dahulu sebagai pesaing utama. Pengembangan kerjasama sub-kawasan IMT-GT yang mencakup bidang pertanian kedepan diharapkan dapat memiliki pengaruh yang positif bagi kamajuan industri pertanian di kawasan Sumatera. Dalam bidang pariwisata, Indonesia dapat memanfaatkan promosi pariwisata Malaysia (Penang, Kedah, dan Perlis) untuk menarik wisata mancanegara dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk tujuan yang serupa. Setiap tahunnya Pulau Pinang mengadakan perlombaan Internasional antara lain: International Dragon Boat Festifal, Penang Bridge Marathon, Pemda Langkawi mengadakan event tahunan yaitu Langkawi, Adang, Satun, International Fishing Challenge, perlombaan memancing yang pesertanya berasal dari mancanegara, kedua event ini dapat dimanfaatkan dengan membuat event sejenis dimana Indonesia menjadi Tuan rumahnya.

Kecenderungan lain yang ada akhir-akhir ini adalah Malaysia sebagai daerah tujuan wisata bagi pelancong-pelancong dari Timur Tengah (Arab Saudi, Oman, Syiria, Jordan dan UAE). Dampak sikap anti Arab ternyata memberikan keuntungan bagi negara lain khususnya Malaysia. Kini, para wisatawan Timur Tengah lebih suka ke Malaysia dari pada ke Amerika maupun Eropa. Sikap ini sebagai perubahan atas perlakuan pihak barat yang terus-menerus mendiskriminasikan Islam dan Arab. Dengan latar belakang Islami yang familiar bagi mereka jumlah warga negara Timur Tengah yang ke Malaysia meningkat secara signifikan, terutama setelah serangan 11 September 1999. Pelancong-pelancong dari Timur Tengah yang ingin menghindari sentimen anti-Arab di Barat, menyerbu Malaysia yang dianggap lebih bersahabat. Keadaan ini berlaku tidak saja dalam bidang pariwisata, di bidang pendidikan warga asal Timur Tengah membanjiri perguruan-perguruan tinggi Malaysia, khususnya di USM dan UUM. Seharusnya dampak sentimen ini, juga dapat dinikmati oleh Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Dibandingkan dengan Malaysia, tentunya daerah tujuan wisata Indonesia lebih kaya dan beragam, lebih mudah mendapatkan makanan halal, dan biaya wisata yang lebih murah.
Peluang Indonesia dalam bidang pariwisata, terbuka luas dengan memanfaatkan kedekatan antara beberapa daerah di Indonesia seperti SUMUT, dan Aceh dengan Penang. Pada saat ini ada 5 penerbangan setiap harinya dari Medan ke Penang, dan sebaliknya yaitu Air Asia, Lion Air, Malaysia Airlines, Kartika dan Adam Air, dan ada 1 penerbangan langsung yang baru dibuka dari Penang ke Banda Aceh (Kartika Airline) dan Penang ke Jakarta (Air Asia). Peluang ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh pelaku bisnis pariwisata untuk membuat joint package tourims antara Penang, Sumut, dan Aceh. Peluang yang sama juga terbuka luas dengan dibukanya penerbangan langsung Jakarta Penang untuk dimanfaatkan oleh pelaku bisnis pariwisata di Jakarta.

Di bidang Perhotelan, Penang dan Kedah khususnya langkawi sebagai daerah tujuan wisata domestik dan internasional memerlukan ratusan tenaga terampil di bidang ini, khususnya food and beverages dan Spa. Selain itu hotel-hotel di Penang setiap tahunnya tidak kurang dari 240 orang tenaga praktek kerja Industri dari Sekolah Menengah Industri Pariwisata di Indonesia melaksanakan magang selama 3- 6 bulan di Hotel Golden Sands, Shangrilla Rasa sayang, Mutiara Beach Hotel, City Bayview, Holiday Inn, dan Park Royal. Hampir seluruh peserta magang direkrut oleh hotel-hotel tersebut untuk menjadi tenaga tetap. Keuntungan magang ini adalah sebagai sarana mendapatkan pengalaman kerja untuk ketahap yang lebih tinggi.

Di bidang perdagangan, dalam kerangka IMT-GT telah ditandatanganinya MoU pada tanggal 20 Maret 2008 di Medan antara Kadin Sumatera Utara dan Kadin Pulau Pinang tentang perluasan Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan akan memberikan peluang yang lebih besar untuk mengekspor produk-produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari Indonesia ke Pulau Pinang. Melihat perkembangan ekonomi dan pembangunan di wilayah akreditasi Konsulat Jenderal RI Penang ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk mempromosikan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terampil, promosi pendidikan universitas-universitas di Indonesia khususnya di bidang kedokteran, promosi pariwisata Indonesia dan peningkatan perdagangan di kedua negara khususnya Indonesia dengan wilayah akreditasi Konsulat Jenderal RI Penang.

Penang, 26 Maret 2008

No comments:

Post a Comment